Menteri Penanaman Modal/BKPM Ikmal Lukman mengatakan nilai tambah ekonomi produk nikel bisa meningkat hingga 11 kali lipat jika dikembangkan hilirisasi dari mobil listrik. Peningkatan nilai tambah ini berasal dari penjualan domestik dan ekspor ke luar negeri.
Politik dan Ekonomi Indonesia
“Kalau kita hadapi, kalau kita alihkan ke mobil listrik akan terjadi peningkatan nilai tambah 11 kali lipat. Bisa dibayangkan ekspor kita yang tadinya hanya 100, langsung meningkat 11 kali lipat. 100,” kata Ikmal. . ujar dalam forum diskusi virtual bertajuk Peduli Lingkungan dengan Berinvestasi pada Mobil Listrik, Rabu (1/12).

Ikmal mengatakan peningkatan pertumbuhan nikel juga dapat diperoleh dari hilir nikel ke prekursor atau katoda hingga 3,1 hingga 5,5 kali lipat. Sedangkan ketika menjadi baterai listrik, nilai tambah meningkat hingga 6,7 kali lipat.
“Bayangkan jika dulu kita tidak bisa mengekspor dengan nilai 100, jika kita mengubahnya menjadi sel baterai, nilainya akan menjadi 670%,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah berupaya mendorong hilirisasi nikel dari bahan baku menjadi produk setengah jadi dan jadi. Dorongan ini diberikan oleh berbagai kebijakan, seperti tax holiday untuk industri hilir nikel. Ekonomi Indonesia
Kemudian, pembebasan cukai, fasilitasi dan percepatan perizinan, insentif tarif dan lain-lain. Belum lagi pemerintah juga merencanakan kawasan khusus untuk hilirisasi nikel, misalnya di Morowali.
Kawasan industri khusus juga telah dibangun untuk baterai dan mobil listrik, misalnya Batang Industrial Park di Jawa Tengah. Selain itu, pemerintah juga menempuh kebijakan dukungan berupa larangan ekspor nikel mentah.
Harapannya, seluruh produksi nikel dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan industri hilir.
Di sisi lain, Ikmal mengatakan Indonesia perlu memproduksi mobil listrik karena tren mobil global telah bergeser dari mobil bahan bakar minyak (BBM) ke mobil listrik.
Beberapa negara bahkan memproduksi mobil listrik dalam jumlah besar, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa. Mereka juga kerap memberikan subsidi untuk produksi mobil listrik guna mendongkrak produksi.
“Ini fenomena global yang mau tidak mau harus kita lalui, itu tantangan bagi kita,” pungkasnya. Politik Indonesia