Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan setiap negara di dunia telah mengeluarkan dana lebih dari USD11 triliun untuk menghadapi dampak pandemi COVID-19. Jumlah ini setara dengan Rp 159 23 triliun (kurs Rp 14.476 per dolar AS).
Politik dan Ekonomi Indonesia
“Bahkan, pada KTT G20, kami menetapkan bahwa untuk menghadapi pandemi besar ini, dunia telah menyisihkan lebih dari $ 11 triliun,” katanya pada KTT ESG of the markets 2021 Selasa (27/7).
“Bahkan, pada KTT G20, kami menetapkan bahwa untuk menghadapi pandemi besar ini, dunia telah menyisihkan lebih dari $ 11 triliun,” katanya pada KTT ESG of the markets 2021 Selasa (27/7).
Menurutnya, semua negara menggunakan sumber daya mereka untuk melindungi masyarakat dari dampak pandemi COVID-19. Mengatasi tidak hanya dampak pada sektor kesehatan, tetapi juga dampak ekonomi, sosial dan politik. Ekonomi Indonesia
“Secara global, US$ 11 triliun telah dibelanjakan dalam bentuk defisit anggaran yang tumbuh dalam bentuk pelonggaran moneter, semuanya ditujukan untuk menghadapi pandemi COVID-19,” tambahnya. .
Bendahara mengatakan tidak ada negara yang bisa lepas dari pandemi ini, termasuk Indonesia. Untuk menghadapi pandemi, pemerintah telah menyiapkan dana untuk penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp699,430 miliar pada tahun ini.
Pada semester I tahun 2021, pembayaran dana PEN hanya mencapai RP. 252,3 triliun atau 36,1 persen dari batas yang ditetapkan.
“Kebijakan fiskal, moneter dan regulasi, seperti OJK, semuanya dijalankan untuk menghadapi ancaman tersebut, untuk melindungi masyarakat, dunia usaha dan perekonomian agar tetap bertahan,” ujarnya. -Dia menjelaskan.
“Semua kebijakan, aturan, instrumen, dan sumber daya digunakan tidak hanya untuk membantu masyarakat dan bisnis bertahan, tetapi juga untuk pulih,” pungkasnya. Politik Indonesia