Mulai 1 April, pemerintah akan memberlakukan uji GeNose C19 untuk perjalanan udara (penerbangan) dan perjalanan laut. Artinya, selain RT-PCR dan rapid antigen testing, masyarakat juga akan mendapat hasil negatif dari uji GeNose C19 sebagai kondisi perjalanan.
Politik dan Ekonomi Indonesia
Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kelompok Kerja Perawatan Covid-19 (SE) Nomor 12 2021 tentang aturan perjalanan warga negara selama pandemi Covid-19.

Ketua PA II Muhammad Awaluddin mengatakan, pihaknya melakukan tes terhadap lebih dari 100 pekerja bandara setiap hari sebelum tes GeNose.
Awaluddin mengatakan ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh calon penumpang yang berangkat dari bandara.
Pertama-tama, terkait pelaksanaan tes GeNose C19, setiap calon penumpang wajib melakukan registrasi dan memesan / memesan tes di aplikasi Farmalab.
Kemudian masuk ke area tes bandara, ambil nomor antrian dan pergi ke ruang tunggu dan ikuti tes. Kemudian tunggu hasil tesnya di ruang tunggu. Politik Indonesia
“Rangkaian tersebut berlangsung sekitar 10 menit, dari download awal aplikasi Airport Health Center hingga keluarnya hasil tes,” ujarnya, dikutip dalam keterangannya, Selasa, 30 Maret.
Selain itu, Awaluddin mengatakan dari pengujian ini, secara umum ada 3 proses yang harus dilalui bagi siapa saja yang sudah mengikuti tes GeNose C19, yaitu proses praproses.
Langkah ini termasuk mengunduh dan mendaftar (mendaftar) di aplikasi Pusat Kesehatan Bandara, verifikasi email, mengisi profil di aplikasi, memesan / memesan tes, dan membayar.
Kemudian tahapan proses seperti pemeriksaan dan pemberian kantong pernafasan, pengambilan sample nafas, scan QR code dan data kantong nafas, analisa sample pernafasan. Akhirnya, proses pasca, yaitu hasil tes, muncul di aplikasi.
“Pelaksanaan uji GeNose C19 di bandara AP II didukung oleh aplikasi agar pengujian lebih sering dan lancar. aplikasi. Awaluddin menambahkan.
Sebagai langkah pencegahan, jika penumpang pesawat tidak memiliki smartphone, AP II akan menyediakan layanan darurat untuk melakukan layanan tersebut.
Berdasarkan jumlah kabin dan kapasitas mesin GeNose C19, Bandara Husein Sastranegara bisa melayani sekitar 400 orang per hari. Sedangkan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II bisa melayani sekitar 700 orang per hari. Ekonomi Indonesia
AP II memperkirakan, awalnya jumlah penumpang udara yang menggunakan uji GeNose C19 bisa mencapai sekitar 10-15% dari total penumpang udara yang akan berangkat.
“Tahap awal, implementasi GeNose C19 pada 1 April 2021 di Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Kemudian secara bertahap disebar di bandara lain yang dikelola perseroan, ”jelasnya.