Politik dan Ekonomi Indonesia

Informasi Seputar Politik dan Ekonomi

Menu
  • HOME
Menu

Penyebab Penerimaan Pajak 2020 Turun

Posted on January 8, 2021January 8, 2021 by admin

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pencapaian penerimaan perpajakan hingga tahun 2020 hanya sebesar Rp1.070 miliar atau 89,3% dari target Rp1.198,8 triliun. Dengan kesadaran tersebut maka akan terjadi penurunan atau kurang dari Rp 128,8 triliun pada tahun 2020.

Politik dan Ekonomi Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan langkah Direktorat Jenderal Pajak untuk mengatasi tugas menjaga penerimaan negara sangat sulit. Ini sangat sulit di tengah pandemi.

Dia mengatakan pendapatan Rs 1,070 miliar mencerminkan dua hal. Pertama, situasi ekonomi yang memang terpuruk akibat kontraksi ekonomi tahun 2020. Kedua, insentif yang ditawarkan pemerintah kepada semua pelaku usaha.

“Karena sebagian penerimaan kita (2020) karena DJP ingin memberi ruang kepada masyarakat,” ujarnya secara tertulis, Kamis (7/1).

Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo menambahkan perlambatan ekonomi dan kenaikan insentif pemerintah telah menghambat realisasi penerimaan pajak pada tahun 2020. Selain itu, batasan pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi juga merupakan elemen yang menunjukkan kekurangan tersebut. Politik Indonesia

Suryo mengatakan insentif yang diberikan pemerintah pada 2020 mencapai Rp56 triliun. Di antaranya Rp 4 triliun berasal dari pajak DTP dan sisanya dihapuskan, atau sekitar Rp 52,7 triliun.

Rinciannya, pembayaran pajak yang mencapai Rs 1.070 miliar itu berasal dari pajak penghasilan migas sebesar Rs 33.200 miliar. Angka tersebut ditetapkan 104,1 persen dari target Rp 31,9 triliun.

Sementara itu, pajak nonmigas mencapai Rp1.036.800 miliar atau 88,8% dari target Rp1.167 miliar.

Pajak nonmigas terdiri dari PPh nonmigas yang kinerjanya mencapai Rp560,7 triliun atau 87,8% dari target Rp 638,5 miliar. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 448,4 triliun. Ini mewakili 88,4% dari target Rp 507,5 triliun.

Sedangkan pajak properti (PBB) Rp 21 triliun atau Rp 155,9 persen dari target Rp 13,4 miliar. Terakhir, pajak selanjutnya Rp 6,8 triliun atau 90,6 persen dari target Rp 7,5 triliun.

Sementara itu, penerimaan pajak terkait bea dan cukai mencapai 1.282.800 miliar rupee, atau 91,3% dari target 1.404.500 miliar rupee. Pendapatan pajak riil turun 17%.

Khusus untuk bea dan cukai, kinerja 2 mencapai Rp 12,85 miliar atau 103,48 persen dari target Rp 205,68 miliar. Setoran itu berupa cukai Rp 176,31 miliar, bea masuk Rp 32,30 triliun, dan bea keluar Rp 4,24 triliun. Ekonomi Indonesia

Politik Dalam dan Luar Negeri

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Ulasan permainan slot online Smugglers Cove
  • Permainan Hockey ATTACK Pragmatic slot online
  • Kupas tuntas Pragmatic Slot online Fortune of giza
  • Kupas tuntas Slot online Big bass bonanza megaways
  • Strategi bermain Sic bo

Recent Comments

    Archives

    • January 2022
    • December 2021
    • November 2021
    • October 2021
    • September 2021
    • August 2021
    • July 2021
    • June 2021
    • May 2021
    • April 2021
    • March 2021
    • February 2021
    • January 2021
    • December 2020
    • November 2020
    • October 2020
    • September 2020
    • August 2020
    • July 2020
    • June 2020
    • May 2020
    • April 2020
    • March 2020
    • February 2020
    • January 2020
    • December 2019

    Categories

    • Games
    • Habanero
    • Pragmatic Play
    • Prost
    • Uncategorized

    Meta

    • Log in
    • Entries feed
    • Comments feed
    • WordPress.org
    ©2022 Politik dan Ekonomi Indonesia | WordPress Theme by Superbthemes.com