Sejumlah lembaga riset dan penasehat memprediksi sejumlah pekerjaan akan hilang akibat kehadiran robot, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Politik dan Ekonomi Indonesia
Misalnya, laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) menjelaskan bahwa otomatisasi dapat menggantikan 85 juta pekerjaan selama 5 tahun ke depan. Di saat yang sama, pandemi COVID-19 telah mempercepat otomatisasi ini.
“Otomatisasi bersama dengan Covid-19 telah menciptakan ‘gangguan ganda’ bagi karyawan,” kata laporan WEF CNNBusiness.
Menurut WEF, sejumlah pekerjaan berisiko digantikan oleh robot, seperti kasir, asisten administrasi, akuntan, dan administrator penggajian.
Baru-baru ini McKinsey Indonesia juga merilis proyeksi serupa, khususnya untuk kondisi di Indonesia. Laporan McKinsey memprediksikan bahwa sebanyak 23 juta pekerjaan akan digantikan oleh otomatisasi. Meskipun lembaga penelitian juga mengatakan bahwa 27 hingga 36 juta pekerjaan baru akan tercipta
“Memang benar melihat potensi otomasi, pekerjaan yang diganti merupakan tantangan besar bagi Indonesia. Kurang lebih 23 juta pekerjaan akan tergantikan,” kata Philia Wibowo, Managing Partner McKinsey Indonesia di diskusi tentang reformasi. dan reorganisasi Indonesia. Pasca-Covid-19.
Namun, sejumlah pengamat menilai tidak semua pekerjaan bisa digantikan robot. Beberapa pekerjaan di segala bidang masih membutuhkan sentuhan manusia. Memang, beralih dari proses manual ke robot cukup mahal.
“Tidak ada industri yang bisa 100% digantikan robot,” kata Tadjudin Nur Effendi, Pengamat Tenaga Kerja Universitas Gadjah Mada (UGM), kepada CNNIndonesia.com, Senin, 26/10.
Di Indonesia sendiri, menurutnya proses otomasi baru berkisar 10-20%. Selain itu, Indonesia sedang mengalami bonus demografi yang masih menyisakan banyak tenaga kerja muda.
Berikut beberapa tugas yang tidak akan digantikan robot, karena dikompilasi dari berbagai sumber:
1. Kontrol kualitas (quality control)
Tadjudin mengatakan, meski prosesnya menggunakan bantuan robotik, tahapan pengendalian kualitas tetap harus dilakukan oleh manusia. Karena pekerjaan ini membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
“Finishingnya juga harus dikontrol oleh manusia, itu membutuhkan ketelitian tingkat tinggi dan tidak bisa digantikan oleh robot,” ujarnya.

2. Petani dan peternak
Politik Indonesia
Dihubungi secara terpisah, Pengamat Tenaga Kerja Payaman Simanjuntak mengatakan bahwa petani dan peternak tidak dapat sepenuhnya diambil alih oleh otomatisasi. Namun demikian, teknologi otomasi tetap dibutuhkan di sektor ini sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan hasil produksi petani dan peternak. “Khusus di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, peran manusia masih dominan,” kata Payaman.
3. Dokter dan perawat
Profesi di bidang kesehatan tidak bisa digantikan oleh robot, misalnya dokter, perawat, bidan, apoteker, dan lain sebagainya. Padahal, bidang kesehatan masih membutuhkan kemajuan teknologi untuk menunjang praktik dunia medis. “Pelayanan kesehatan, karena membutuhkan human contact maka peran SDM masih dominan,” kata Payaman.
4. Juru masak
Ekonomi Indonesia
Ekonom Pembangunan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan chef tidak bisa digantikan oleh otomatisasi. Pasalnya, memasak membutuhkan keterampilan dan rasa yang hanya dimiliki manusia.
5. Desainer grafis
Profesi desainer grafis membutuhkan daya imajinasi, kreativitas, dan ketelitian sehingga tidak dapat ditiru oleh robot. Ahmad memprediksi profesi desainer grafis ke depan sangat dibutuhkan seiring dengan perkembangan teknologi digital. “Sekarang banyak karya desain yang tidak akan hilang di masa depan, seperti web designer dan content creator, sekarang ada dan yang akan datang,” kata Ahmad.
6. Arsitek
Arsitek memiliki kualifikasi yang hampir sama dengan desainer, dimana profesi ini membutuhkan imajinasi, kreativitas dan ketelitian sehingga robot tidak dapat menggantikannya.
7. Pekerja konstruksi
Politik Dalam dan Luar Negeri
Meski kemajuan perkakas konstruksi semakin kompleks, Ahmad yakin pekerja konstruksi akan selalu dibutuhkan di masa depan. Apalagi untuk proyek konstruksi skala kecil seperti rumah yang tidak membutuhkan peralatan konstruksi besar.
Namun yang perlu ditekankan adalah, para pekerja konstruksi di masa depan harus dibekali dengan keterampilan dalam menangani peralatan konstruksi.
8. Pengrajin
Produk buatan tangan juga tidak dapat diproduksi oleh robot, karena membutuhkan banyak imajinasi, kreativitas, dan ketelitian. Misalnya pemahat kayu, pengrajin batik tulis, pelukis, dll.
9. Pimpinan perusahaan
Otomasi juga tidak dapat menempati posisi pemimpin bisnis. Posisi ini membutuhkan keterampilan kepemimpinan yang baik.
Seorang pemimpin bisnis juga harus membuat keputusan, menentukan strategi bisnis, memimpin, memotivasi tim, dll. Hal ini tentu saja tidak dapat dilakukan secara otomatis.
10. Pendidik
Guru dan guru juga merupakan pekerjaan yang tidak dapat digantikan oleh robot. Meski internet telah membawa ilmu pengetahuan tentang segala hal dewasa ini, namun kehadiran guru dan tutor tetap diperlukan untuk membentuk karakter dan membimbing siswa.