Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan tiga strategi agar Indonesia terhindar dari resesi berkepanjangan, yaitu percepatan pelaksanaan program PEN, penguatan konsumsi pemerintah dan konsumsi masyarakat.
“Strategi percepatan penyerapan untuk triwulan III 2020 sangat penting agar kita bisa mengurangi, jika tidak berharap terhindar dari kontraksi ekonomi, dua triwulan berturut-turut negatif,” kata Sri Mulyani.
Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk meredam resesi. Pertama, memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat. Namun, menurut Bhima Yudhistira, hal itu tidak terlalu efektif.
“Jika BLT hanya menyasar masyarakat paling bawah, maka masalahnya adalah masyarakat menengah ke atas menabung lebih banyak. Karena mereka kurang percaya diri berbelanja selama pandemi, kecepatan transmisi masih tinggi, ”kata Bhima.
“Jadi jika ingin meningkatkan konsumsi atau daya beli rumah tangga, kesehatan masyarakat harus pulih terlebih dahulu. Pandemi harus dikendalikan dengan tes, deteksi dan pengobatan.”
Sementara itu, pemerintah Indonesia mengandalkan anggaran negara untuk menghadapi situasi dan keadaan saat ini. DPR mengesahkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Penanganan Pandemi Corona 2019 (Covid-19) menjadi Undang-Undang (UU) Mei lalu.
Dengan keputusan tersebut, DPR menyetujui pemerintah menaikkan defisit APBN 2020 menjadi 5,07% dari PDB. Pemerintah juga harus mencari dana sekitar Rs 852 miliar untuk menutupi defisit anggaran.

“ Sejak awal kami tegaskan untuk mengatasi situasi dan situasi saat ini, kami bergantung pada APBN karena ini adalah instrumen yang tersedia bagi pemerintah, termasuk kebijakan fiskal dan moneter. Yustinus Prastowo menjelaskan.
“Tingkatkan defisit, perbanyak belanja, berikan insentif dan insentif kepada perlindungan sosial serta UMKM dan pelaku ekonomi, termasuk anggaran kesehatan. Jadi itu satu kesatuan.” Politik Indonesia
Selain itu, pemerintah mencanangkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang selama ini diperluas dan masih dilaksanakan. Yustinus mengatakan suka atau tidak suka, APBN adalah harapan pemerintah untuk digunakan menghadapi resesi.
Pasalnya, sektor swasta bisa dibilang lumpuh. Masyarakat juga membutuhkan bantuan praktis. Pemerintah sekarang mengandalkan itu. Jadi berbagilah dengan semua pendanaan kebijakan dengan bank Indonesia. Program ini akan menjadi stimulus. Belanja pemerintah didorong untuk dipercepat. diserap dan diserap, ”katanya.
“Ini strategi yang dipilih, termasuk penggunaan instrumen fiskal, misalnya memberikan insentif kepada pelaku usaha yang relatif aman dari Covid-19, namun produktif. Medis dan obat-obatan. Selanjutnya, UMKM yang memproduksi produk substitusi didukung. mengurangi keran impor untuk produk jadi. Ini dilakukan terus menerus. Itu desainnya. “
Yustinus menjelaskan, pertumbuhan ekonomi, meski negatif, memiliki arah yang lebih moderat. Dari minus 5,32%, proyeksi berubah dari minus 2,9% menjadi minus 1,0%. Perusahaan berharap pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun 2020 bisa mendekati nol dengan belanja yang lebih tinggi.
“Targetnya sebenarnya sudah positif di Curtal IV. Harapannya kalau positif target tahun 2021 sudah APBN baru, kita bisa lebih fokus pada perawatan berkelanjutan. kesehatan, ”tambahnya. Ekonomi Indonesia
Yustinus meminta masyarakat tetap tenang dan melakukan aktivitas normal tanpa rasa khawatir. Ia yakin, fundamental ekonomi Indonesia relatif stabil dan pemerintah memiliki kebijakan yang tepat dan tepat untuk merespons resesi.
“Tetap disiplin, ikuti protokol Covid-19 supaya cepat sembuh. Jadi tidak perlu terlalu khawatir, artinya menabung secukupnya, selalu makan, belanja tanpa boros. Jalani saja kehidupan normal.” .hidup, itu sepertinya cukup membantu pemerintah mempercepat kondisi pemulihan, ”ujarnya.
“Sekarang saatnya kita semua berkreasi dan bekerja sama memanfaatkan peluang. UMKM bisa masuk pasar misalnya. Jualan bisa dilakukan secara online. Kemungkinan dukung rumah tangga agar lebih banyak terlambat, mereka yang mendapat untung dari kue ekonomi kita sendiri. “