Menteri Keuangan Sri Mulyani menyesuaikan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari minus 0,6% menjadi 1,7%. Proyeksi ini lebih buruk dari proyeksi sebelumnya, sehingga PDB antara -0,2% dan 1,1%.
“Artinya bisa turun di kuartal ketiga dan bisa turun ke kuartal keempat, yang masih kami upayakan agar (pertumbuhan) mendekati nol,” kata Ani, panggilan akrabnya, dalam presentasi anggaran kami, Selasa (22/9).
Sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 ditargetkan 4,5-5,5%. Target tersebut lebih rendah dari proyeksi lembaga asing yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa mencapai 6%.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif pada triwulan III, dipastikan Indonesia akan mengalami resesi setelah pertumbuhan negatif pada triwulan II.
Namun, lanjut Ani, perkiraan tersebut masih sangat bergantung pada perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air yang berdampak besar terhadap aktivitas perekonomian. Ekonomi Indonesia
Dari sisi konsumsi rumah tangga, dia memperkirakan pertumbuhan akan mencapai minus 3%. Kemudian investasi jatuh. Sebelumnya, pemerintah mengharapkan pertumbuhan ekonomi antara minus 0,2% hingga 1,1%. Angka tersebut jauh dari perkiraan awal yang berada di kisaran positif minus 0,4 persen hingga 2,3 persen. Politik Indonesia
Faktanya, pandemi Covid-19 masih membebani perekonomian nasional, seiring dengan meningkatnya kasus penyebaran virus corona. minus 6,6 persen -8,5 persen.