Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan Senin depan (14/9) di DKI Jakarta, menyebabkan penurunan harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Investor khawatir kebijakan tersebut akan melanda sektor korporasi, seperti PSBB pertama pada Maret-April. Semua sektor saham juga ambruk. Ekonomi Indonesia
Jika melihat grafik pergerakan indeks, IHSG menunjukkan kenaikan yang relatif besar dari interval 24 Maret 2020 hingga sebelum rilis PSBB di Jakarta. IHSG naik 22,2% dari 3.937,63 ke level 4.811,83 pada 6 April 2020, setelah itu kembali turun.

Gubernur Anies Baswedan pertama kali mengumumkan keputusan PSBB ke DKI Jakarta pada 7 April lalu. Ia mengumumkan penerapan PSBB di Ibukota per 10 April 2020. Saat diumumkan, IHSG langsung naik dari 4.811,83 pada penutupan perdagangan 6 April 2020 menjadi 4.778,64 pada 7 April 2020. Indeks tetap turun dari satu hari ke 4,626.69.
Politik dan Ekonomi Indonesia
Kondisi lebih buruk muncul ketika Anies mengumumkan perpanjangan PSBB Total saat ini. “Melihat situasi darurat di Jakarta ini, tidak ada pilihan selain memutuskan untuk mencabut rem darurat. Artinya kami terpaksa harus memasang PSBB, persis seperti awal Pandemi, rem darurat itu yang harus kita cabut. Anies dalam siaran pers yang disampaikan di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (9/9) malam, dikutip Antara.
Dengan kebijakan itu, beberapa kegiatan perkantoran tidak Hal-hal penting yang dimulai Senin (14/9) kembali dikurangi dengan pengenaan pajak terhadap pekerja rumahan. Politik Indonesia
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan 11 industri dibolehkan tetap berjalan dengan aktivitas minimal. Kesebelas sektor tersebut adalah kesehatan, makanan / makanan / minuman, energi, komunikasi dan teknologi informasi, ekonomi, logistik, perhotelan, konstruksi, industri strategis, layanan dasar / barang vital dan kebutuhan sehari-hari.