Ekonom Sebela dari Universitas Negeri Maret, Lukman Hakim, mengatakan program stimulus di beberapa sektor riil bisa menjadi kunci untuk menghidupkan kembali perekonomian setelah terkena pandemi Covid-19. Insentif ini dapat dipromosikan melalui aturan atau kebijakan yang tepat. “Sektor riil perlu dihidupkan kembali, restrukturisasi harus dilakukan dan harus ada insentif yang jelas atau insentif baru di semua sektor yang dapat padat karya. Ini agar sektor riil bisa antusias dan menarik investasi dalam dan luar negeri, ”kata Lukman di Jakarta.
Insentif yang dimaksud tidak hanya dalam bentuk bantuan pemulihan, tetapi juga dapat menyederhanakan aturan atau izin untuk perusahaan rekonstruksi. “Saya perhatikan bahwa ada kebutuhan nyata di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan lebih banyak insentif, perizinan yang lebih mudah, atau penciptaan bisnis. Sektor ini juga dapat dibantu dengan pemotongan pajak,” kata Lukman.

Menurutnya, tidak hanya industri besar dapat didorong, UMKM juga dapat dibantu dengan pemotongan pajak atau program kredit untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. “Sistem insentif ini harus dirancang dan didiskusikan oleh pemerintah selengkap mungkin di sektor-sektor seperti pertanian, UMKM atau perusahaan baru dengan potensi besar,” kata manajer pusat. informasi tentang pengembangan regional PBB. Politik Indonesia
Lukman secara teratur melihat bahwa semangat rancangan proposal kerja, yang masih diperdebatkan oleh DPR hari ini, harus dapat memberikan insentif di bidang-bidang utama pemulihan ekonomi. Menyederhanakan aturan, terutama yang telah membebani sektor investasi di Indonesia, sangat penting jika ekonomi benar-benar pulih.
Investasi nasional juga harus dibuat kompetitif agar lebih banyak lapangan kerja dapat diciptakan lagi. UMKM, yang biasanya menjadi andalan, dan pengusaha lokal juga harus dibantu dengan program insentif yang telah dibahas. “Tentu saja, jika pengusaha dan investor tidak memiliki ruang atau insentif, bisnis tidak dapat dimaksimalkan. Jika perusahaan tidak dimaksimalkan, peluang kerja tidak akan maksimal. ladang, antusiasme ”, pungkasnya. Ekonomi Indonesia