
Dapat diketahui, kebijakan politik dan ekonomi indonesia di bawah Presiden Jokowi menghadapi stagnansi serius perubahan globalisasi. Kebijakan luar negeri di periode keduanya pun, bisa dikatakan akan tidak berubah sama sekali. Kebijakan luar negeri beliau diarahkan pada pencapaian pertumbuhan investasi, perdagangan, dan turisme.
Kebijakan luar negeri Presiden Jokowi pun mengalami kemacetan akibat tidak dapat memberikan solusi terhadap beberapa persoalan. Beberapa Persoalan itu pun dimulai dari Rohingya di Myanmar, mengusung perdamaian Afganistan sebab tak didukung oleh kelompok Taliban, mencegah pengklaiman israel terhadap Yerusalem menjadi ibu kota yang menafikan perjuangan solusi dua negara bagi Palestina, serta menata ulang arsitektur keamanan Indo-Pasifik dengan merumuskan konsepsi Poros Maritim Dunia.
Konsepsi yang digunakan terhadap Poros Maritim Dunia ini merupakan andalan kecerdasan politik luar negeri Indonesia yang disampaikai Presiden Jokowi di Naypyidaw, Myanmar pada akhir 2014 lalu. Konsep akbar indonesia masih tetap ‘memunggungi lautan’ tapi tanpa adanya kemampuan mengoperasionalisasikan akibat melihatnya sebagai persoalan kedaulatan perbatasan. Oleh sebab itu pada debat capres beberapa bulan yang lalu, penantang petahana menyebutkan persoalan strategis yang dihadapi Indonesia dalam kurun waktu paling tidak 2035. Pernyataan itu disampaikan melalui Pertanyaan ‘ Apa yang akan dilakukan indonesia apabila RRC menyewa hak kelola pangkalan militer di Timor Leste?’.
Baca Selengkapnya : Gaya Diplomasi Jokowi untuk Hadapi Tantangan Politik Luar Negeri Indonesia

Pandangan strategis ini menjadi penting dan rumusan single geostrategic theatre dijadikan landasan bagi kebijakan luar negeri Indonesia, kebijakan luar negeri untuk ini akan dilaksanakan sampai tahun 2024. Ada beberapa alasan yang wajib dipertimbangkan terkait pandangan strategis ini, lantaran Indonesia menyongsong perubahan regional dan global dalam menghadapi globalisasi. Sekaligus antipasi kemajuan teknologi informasi yang mengembangkan perubahan masif dengan kehadiran buatan maupun teknologi komunikasi 5G.
Melalui geostrategi tunggal ini, Indonesia ikut turun tangan dalam memastikan koeksistensi berlapis demi membangun pemerintahan kuat. Bekerja sama dengan pelaku non-aktor regional serta internasional menciptakan kawasan Asia-Pasifik yang damai dan sejahtera sehingga Indonesia dapat ikut andil dalam memastikan ketertiban dunia.
Politik Dalam dan Luar Negeri